Sabtu, 28 Juli 2012 - 0 komentar

Re-memorize KKN Klampar Berkmakna


Terasa indah saat mengingat satu bulan bersama kawan-kawan KKN kemarin di Desa Klampar Kecamatan Proppo Pamekasan. Memasak, makan hingga tidur bersama di sebuah rumah milik Pak Sulaiman. Terasa ingin kembali bersama teman-teman. Ada hal yang tidak bisa saya lupakan ketika saya ikut bersama teman-teman cewek betulin Kompor . . . . . ., ya, kasian sih pada waktu itu, para kaum hawanya terus disuruh nanak nasi dan masak lauk-pauknya. Ya, kalau ada yang kurang atau gak gitu enak, mereka hanya jadi bahan ejekan oleh teman yang cowok. Kalau makanannya enak dan lezat dipikiran, yang ada malah langsung di habisin semuanya tanpa sisa, gak ada ucapan terima kasih kek, ato apalah , , , , !!!! Nasib, nasib emang jadi cewek, kata para ceweknya. Kalau yang gak enak kita yang disalahin. Kalau pas ada yang lezat-lezat, gak ada timbalnya. Yang ada langsung aja di embat . . . . . . .kata mereka saat saya ikut betulin Kompor di dapur. 
Kangen ma guyonannya KH Wasik, masakannya ceweknya, Munayyah, Arini, Malihah dan Sulfa. Mantabbbb . . . . . . .!!! 
Ya, jadi teringat pas pertama ketemu ma yang laennya. Pada waktu itu saya gak ada yang kenal, hanya ada satu teman saya yang dari Pesantren Lukman Hakim. Waktu pembekalan saya duduk didekatnya Arini Badriyah tuh, tapi saya gak tahu kalau ntar 1 Posko dengan saya. Ternyata benar, dianya sih bukan dari Kampus Pusat UIM melainkan dari UIM cabang Polagan Galis. Lanjut ke pemilihan Kordes. Gak tahu dari mana, gak tahu mulanya gimana, gak tahu kronologinya seperti apa, saya di daulat sebagai Koordinator Desa (Kordes) Posko IX. Lho . . . .  kalau kata Mario Balotelli pas cetak Gool, dia langsung buka Baju yang ada tulisannya "Why Always Me". Kalau dalam benak saya sedikit sama mungkin, "Why Me . . .?"  Mengapa saya pak, saya gak tahu apa2, saya minm pengalaman dan segudang alasan lainnya yang langsung saya luncurkan ke yang lainnya. Tapi, Finally, tetap, panjet, saya jadi KORDES Posko IX (dengan penuh kebimbangan kawan)
Singkat Cerita, ternyata enak bin nyaman jadi KORDES kawan. Mengapa tidak, saya sering di kirimin Pulsa, dikasih uang bensin, rokok juga sih (tapi saya gak ngerokok), jajan spesial untuk kordes dan spesial-spesial yang lainnya.  He he he he he . . .. .
Tapi disisi lain haruslah yang namanya kinerja dan dedikasi itu harus ada. Seorang pemimpin harus mempunyai segala-galanya. Mulai dari hubungan dengan kepala desa, totoh masyarakat serta intern KKN itu sendiri seperti menjadi kekompakan kawan-kawan yang laen serta optimalisasi Administrasi2 yang dibebankan kepada kita semua.
Dan yang terakhir ni, pas penutupan, Kasih Sambutan pak Kordesnya . . . . . Hore-hore . . . Tampil  . . . .
Tapi kok merem ya . . . . . !!!!!! he he , ,  biasa, gayanah emank gitu . . .  yang penting isi sambutannya . . . . . . . . Mantabbbbb . . .

Eh .... udah pada mau pulang ni mas-mas dan mbak--mbaknya. Ehm . . . . . Mbak Farida mana ya . . . .  Oy. . . . KH Wasik, Almukarrom tidak ada ya,,,, Beliau ada di Jakarta katanya, Biasa, orang sibuk .  ....Salam Semuanya kawan, saya teh banyaj Dosa ke kalian semua, , , ,  Kordes yang bukan kordes sebenarnya , , ,  
Wassalam . . . . . . 

0 komentar:

Posting Komentar