Minggu, 04 Agustus 2013 - , 0 komentar

'Dem-Jeddem', Pengganti Mercon Warga Pamekasan

 Kwanyar, Pademawu. Tahun ini adalah tahunnya para pekerja "rop-porop". Rejekinya orang yang jual Korek api, spirtus, lakban dan isolasi. Ya . . . .  warga Pamekasan, sekarang sedang senang-senangnya dengan "maenan" yang mereka istilahkan dengan dem-jeddem. Dengan biaya murah meriah, kwalitas bunyi bersaing dengan mercon beneran, serta cara membuatnya yang mudah dan sederhana, membuat warga pamekasan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa serius menggunakannya.
Biasanya mereka berkelompok, saling serang antar kelompok dengan kelompok lainnya. Waktu sore menjelang berbuka puasa menjadi waktu tepat bagi mereka untuk meng-operasikan-nya, sambil menunggu waktu berbuka puasa. Sesudah taraweh juga mereka jadikan sebagai waktu menghidupkannya.
Tidak sulit untuk membuat dem jedem, dan bahannya pun dari bekas kaleng susu (semakin besar kalengnya semakin keras suaranya) yang disambung dengan menggunakan lakban, dan ujungnya di pasang botol air meneral, sebagai penutup dan juga tempat pemicunya. Sedangkan pemicunya menggunakan magnet korek api yang telah di modifikasi.
Penjualnya sih banyak. Harganya bervariasi, mulai dari Rp. 20.000 hingga Rp. 80.000, bergantung pada kwalitas suara dan besarnya dem jeddem tersebut. Tidak sedikit pula mereka yang membuat sendiri jem jeddem tersebut, karena dengan membuat sendiri, mereka bisa me-modifikasi sendiri bunyi dan bisa di-stell sendiri, jika ada yang di rasa kurang.
Ya . .  jadinya gan, orang yang jualan mercon, kembang api, sreng dll gak laku dah . . . wkwkwkwkwkwkw.
Udah dulu ya. . . ., tapi kadang dem jeddeem buat orang takerjed, ngejjid. Kasihan orang yang punya penyakit Jantungan.
Jangan lupa share dan comment.
 

0 komentar:

Posting Komentar